
MANADO – Warga Sulawesi Utara (Sulut) dibuat khawatir dengan ditemukannya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) milik Bulog yang di kemasannya bertanggal kedaluwarsa sudah lewat tapi masih dibagikan.
Apalagi tanggal kedaluwarsa yang telah lewat di kemasan beras SPHP itu telah ditempel dengan stiker tanggal kedaluwarsa baru, seolah-olah untuk menutupi tanggal yang sudah tercetak di kemasan tersebut.
“Terus terang kami merasa khawatir, karena ada tanggal kedaluwarsa yang coba ditutup,” ujar beberapa warga di Kabupaten Minahasa yang minta nama mereka tak ditulis.
Menanggapi hal itu, Bulog Sulawesi Utara dan Gorontalo (SulutGo) langsung memberikan penjelasan terkait adanya temuan beras SPHP yang memiliki tanggal kedaluwarsa yang telah lewat di kemasannya.
Manajer Operasional dan Pelayanan Publik Bulog SulutGo, Maradona Singal, menyebutkan jika cetakan tanggal tersebut, bukanlah menggambarkan tentang kondisi kedaluwarsa dari beras SPHP tersebut.
Kata dia, tanggal tersebut adalah tanggal kedaluwarsa dari kemasan atau pembungkus beras, yang memang seharusnya hanya berlaku selama dua tahun saja.
“Yang expired (kedaluwarsa) bukan beras tetapi kemasannya (pembungkus). Kalau beras kita itu tahan hingga tiga tahun. Kalau untuk kemasan hanya dua tahun saja,” kata Maradona, Senin (13/10).
Terkait adanya stiker yang menimpa tanggal kedaluwarsa pada kemasan beras, menurutnya, telah dilakukan sesuai dengan petunjuk dari kantor pusat.
Ia juga menambahkan bahwa sosialisasi terkait penggunaan stiker itu sudah pernah disampaikan kepada pihak terkait, seperti Dinas Pangan, TNI dan Polri, hingga ke penyelenggara Gerakan Pangan Murah (GPM).
“Jadi beras SPHP kita sempat terhenti dan baru jalan lagi awal Juli, makanya stok kemasan kita berlebih. Lalu kita konsultasi dengan kantor pusat dan dapat izin untuk ditutup saja menggunakan stiker,” kata Maradona menjelaskan.
Lebih lanjut, ia pun meminta masyarakat untuk tidak panik dengan informasi ini. Dirinya memastikan setiap beras SPHP yang telah didistribusikan layak konsumsi.
“Kami pastikan layak konsumsi, dan sejak Juli hingga Sabtu, 11 Oktober kemarin yang sudah kita salurkan se-Sulut sudah mencapai 7.095 ton,” ujarnya kembali.