
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menanggapi kondisi Halte Transjakarta BNN 1 di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, yang terbengkalai dan diduga kerap digunakan untuk mabuk-mabukan.
Ia memastikan akan menindaklanjuti hal tersebut dengan memerintahkan Dinas Perhubungan DKI untuk melakukan pengecekan.
“Yang pertama mengenai halte, kalau ada yang terbengkalai, saya segera cek,” kata Pramono saat ditemui di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/10).
“Saya akan minta Kepala Dinas Perhubungan (Syafrin Liputo) untuk mengecek BNN 1. Saya akan segera cek,” lanjut dia.
Sementara itu, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota, Nirwono Joga, mengatakan persoalan halte terbengkalai merupakan urusan teknis yang menjadi tanggung jawab TransJakarta dan Dinas Perhubungan.
“Itu sudah diberikan masukan. Karena itu, maksudnya gini, kita harus membagi mana yang menjadi porsinya TJ, mana yang porsinya Dishub, mana yang porsinya sampai dengan ke Pak Gubernur,” ujar Nirwono.
“Artinya kan kalau aku malah menyarankan itu tidak perlu sampai ke hal yang mikro-mikro kan sebenarnya. Tugas dari Dishub sampai levelnya TJ kalau ngurusin aset begitu,” sambungnya.
Halte Terbengkalai

Sebelumnya, Halte TransJakarta BNN 1 di Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, tampak terbengkalai setelah lama tidak beroperasi.
Halte tersebut tampak rusak parah. Pelat besi di lantai dan tangga jembatan penyeberangan orang (JPO) hilang, menyisakan rangka besinya.
Pramono Anung pernah berencana membongkar halte yang berdiri di atas trotoar ini.
“Ya kalau tidak berfungsi ya segera kita bongkar,” ujar dia di kawasan TMII, Jakarta Timur, Minggu (6/7).

Tiga bulan berlalu, halte ini masih berdiri tanpa fungsi. Kondisi halte yang terbengkalai pun kini menjadi keresahan warga yang kerap melintas.
Salah satunya adalah Fatia (23), warga Cililitan yang setiap pagi berjalan kaki melintasi halte itu. Katanya, di malam hari, halte itu seram untuknya. Penerangan minim dan kerap ada orang sedang mabuk-mabukan di sana.
“Sepi terus kotor gitu. Apalagi kalau malam, aku malam nggak pernah lewat sini, karena tau bakal seram gini kan. Dulu aku (saat) masih ada halte, itu kan ramai dan terang, jadi aku balik lewat sini kalo malam,” ucap Fatia saat mau berangkat ke kantornya di Sudirman.
“Sekarang nggak berani lagi. Apalagi kadang tuh sering ada nggak tau ya, pengemis atau gembel sering di sini gitu,” tambahnya.