
Lampung Geh, Pesawaran – Program pengembangan kopi ramah burung mulai diperkenalkan di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman, Kabupaten Pesawaran.
UPTD KPHK Tahura bekerja sama dengan Gapoktan SHK Lestari Desa Cilimus dan didampingi organisasi konservasi FLIGHT: Protecting Indonesia’s Birds untuk mewujudkan produk kopi yang berorientasi ekspor sekaligus mendukung konservasi burung liar.
Gapoktan SHK Lestari berkomitmen menjaga kelestarian satwa burung liar di area garapan mereka, termasuk melarang perburuan burung.
Selain itu, petani akan menanam pohon yang menghasilkan buah dan bunga sebagai pakan alami burung di sela-sela tanaman kopi.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Y. Ruchyansyah menegaskan, pentingnya keberadaan burung di ekosistem perkebunan kopi.
“Burung berfungsi sebagai pengendali hama alami, memakan serangga seperti kumbang dan penggerek batang yang merusak daun dan buah kopi. Mereka juga berperan sebagai penyerbuk dan penyebar biji, sehingga menjaga keseimbangan lingkungan,” ujarnya, dalam Senin dalam sosialisasi dengan Gapoktan SHK Desa Lestari, Senin (15/9).
Lampung sendiri menjadi salah satu wilayah pelepasliaran burung terbanyak. Dalam lima tahun terakhir, ratusan ribu ekor burung sitaan telah dilepasliarkan di berbagai kawasan hutan di provinsi ini.
Kepala UPTD KPHK Tahura Wan Abdul Rachman, Eny Puspasari menambahkan, program kopi ramah burung melibatkan banyak pihak.
“Stakeholder yang terlibat antara lain Balai Karantina Lampung, BKSDA Lampung, Brigif 4 Marinir BS, para kepala desa, dan lembaga non pemerintah,” jelasnya.
Direktur Eksekutif FLIGHT, Marison Guciano menyebutkan, program ini lahir dari peluang pasar yang mengutamakan kualitas produk sekaligus menjaga keanekaragaman hayati.
“Pasar internasional kini tidak hanya melihat mutu kopi, tetapi juga memperhatikan upaya pelestarian satwa, khususnya burung liar,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Karantina Lampung, Heri Widodo menekankan, pentingnya aspek bebas residu pestisida dalam produk ekspor.
“Persyaratan ekspor salah satunya adalah kopi harus bebas residu pestisida. Karena itu, peran burung liar sebagai pengendali hama alami sangat vital,” jelasnya. (Cha/Aul)