
Buat kamu yang berencana pergi ke Jepang dan belanja menggunakan kartu kredit, siap-siap untuk mengeluarkan bujet lebih. Sebab, turis asing di Jepang kemungkinan akan segera dikenakan biaya tambahan saat belanja menggunakan kartu kredit.
Dilansir The Standard, beberapa perusahaan mempertimbangkan biaya tambahan hingga 3 persen untuk transaksi, guna mengimbangi kerugian yang meningkat dari pembayaran internasional.
Menurut laporan dari Nikkei Asia, banyak perusahaan kartu kredit Jepang bertindak sebagai penerbit kartu, sekaligus merchant acquirer, menangani pembayaran di toko ritel dan restoran.

Lonjakan pariwisata inbound juga tak hanya meningkatkan pendapatan mereka dari biaya merchant, tetapi juga menyebabkan pembayaran yang besar kepada penerbit kartu di luar negeri, yang seringkali mengakibatkan kerugian.
Perusahaan Jepang biasanya mengenakan biaya sekitar 1,9 persen kepada merchant untuk transaksi. Untuk pembayaran sekitar 10 ribu yen (Rp 1,1 juta) yang dilakukan turis, merchant biasanya akan dikenakan biaya sebesar 190 yen (Rp 21 ribu).
Namun, biaya pemrosesan kartu yang diterbitkan di luar negeri bisa melebihi angka di atas. Misalnya, perusahaan membayar sekitar 1,8 persen (180 yen) kepada penerbit di luar negeri, 0,8 persen (80 yen) kepada merek internasional seperti Visa dan Mastercard, ditambah biaya sistem 0,1 persen (10 yen) yang totalnya sekitar 260 yen (Rp 29 ribu), atau lebih dari pendapatan yang dihasilkan.

Ketidakseimbangan ini semakin parah, seiring dengan meningkatnya pengeluaran para turis. Survei Nikkei pada Juli lalu yang dilakukan terhadap delapan perusahaan besar, termasuk Sumitomo Misui Card dan Mitsubishi UFJ NICOS, menemukan bahwa enam perusahaan melaporkan peningkatan kerugian dari transaksi kartu di luar negeri, dibandingkan tahun sebelumnya.
Mori Trust Co. memperkirakan bahwa pengeluaran turis di Jepang dapat mencapai 10 triliun yen pada 2025. Jika setengahnya dibayarkan dengan kartu kredit, para pelaku industri memperkirakan kerugian kolektif perusahaan kartu Jepang dapat membengkak hingga 35 miliar yen pada tahun tersebut.
Untuk itu, tiga perusahaan yang disurvei berencana menerapkan biaya tambahan baru kepada turis asing, dengan kenaikan sebesar 1-3 persen dari jumlah transaksi.
Meskipun direncanakan naik, namun penerapannya tidak akan mudah. Apalagi, Komisi Perdagangan Jepang melaporkan pada 2022 lalu, bahwa Visa dan Mastercard melarang biaya tambahan di sebagian besar kontrak, dengan hampir 90 persen perusahaan Jepang mematuhinya.
Bagaimana menurutmu?