
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan saat ini para Direktur Utama (Dirut) Bank Himbara tengah dipusingkan dengan gelontoran uang dari pemerintah.
Purbaya menggelontorkan Rp 200 triliun Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang sebelumnya ditempatkan di Bank Indonesia ke bank Himbara. Menurut dia, dana sudah mengalir ke bank Himbara pada Jumat (12/9).
“Rp 200 triliun hari Jumat sudah masuk ke perbankan, uangnya udah nongkrong di sana, sekarang saya duga para Dirut bank pusing mau nyalurin ke mana,” tutur Purbaya di Istana Negara, Senin (15/9).
Lebih lanjut Purbaya menjelaskan untuk memperluas atau menambah anggaran yang ditempatkan dari ke perbankan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) harus mempertimbangkan berbagai kondisi terlebih dahulu.
“Tambah? Nanti kita lihat kondisinya, sekarang aja udah pusing, lu minta tambah, ngomong ke Dirut bank deh, dia udah pusing aduh dikasih duit banyak,” tutur Purbaya.
Dia juga membeberkan saat menawarkan pinjaman Rp 200 triliun untuk bank Himbara itu, para dirut merasa keberatan dan memandang jumlah penempatan tersebut terlalu besar.
Menurut dia, berdasarkan pengakuan para dirut, bank Himbara hanya bisa menyerap Rp 7 triliun. Angka tersebut jauh dari yang dialokasikan saat ini sebesar Rp 200 triliun.

Namun, Purbaya yakin uang tersebut akan menciptakan daya ungkit bagi perekonomian Indonesia. Sebab uang tersebut bisa berdampak pada penurunan suku bunga, baik bunga pinjaman maupun deposito.
“Yang jelas cost of money turun, jadi yang punya uang gak ragu buat belanjain, yang mau pinjam ke bank gak ragu buat pinjem,” katanya.
Kemudian terkait alokasi penggunaan uang pinjaman dari SAL tersebut, nantinya akan ada panduan agar uang tersebut digunakan untuk membantu program-program unggulan pemerintah.
“Jadi win win solution. Kalau mereka bisa pake, salurin, ya salurin. Jadi hampir pasti ekonomi akan berjalan lebih cepat,” jelasnya.
Di sisi lain Purbaya juga buka suara soal waktu penempatan uang SAL selama 6 bulan di perbankan. Menurut dia, ada kesalahan mengenai tenggat waktu tersebut.
“Taro aja di situ terus, saya gak perpanjang, biarkan seperti ini, jadi ini gak ada termnya sebetulnya, yang kemarin 6 (bulan) itu salah, anak buah saya salah nulis, pada dasarnya seperti itu saja, seperti daya naro uang di bank suka saya sampai kapan, muter di situ supaya muter di perekonomian supaya banknya mikir,” jelasnya.