
Perplexity AI, penyedia mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI), kembali terseret kasus hukum. Kali ini, giliran kamus bahasa Inggris Merriam-Webster dan induknya, Encyclopedia Britannica, yang menggugat.
Keduanya resmi mengajukan gugatan terhadap Perplexity di pengadilan federal New York, Amerika Serikat, pada 10 September 2025.
Dalam gugatannya, Britannica menuduh mesin pencari AI tersebut menyalin konten situs mereka, mencuri lalu lintas internet, serta memplagiasi materi berhak cipta. Salah satu contoh yang diangkat adalah definisi kata “plagiarize” dari kamus Merriam-Webster yang ditampilkan Perplexity dengan hasil identik.
Selain itu, Britannica juga menuding adanya pelanggaran merek dagang. Nama perusahaan mereka dipasang pada konten hasil AI yang kerap tidak lengkap atau bahkan mengandung kesalahan.

Perplexity sendiri bukan pertama kalinya bermasalah dengan media besar. Perusahaan rintisan (startup) yang didukung investor besar seperti pendiri Amazon, Jeff Bezos, itu pernah tersandung masalah hukum dengan Forbes, The New York Times, hingga BBC. Bahkan, News Corp, induk dari The Wall Street Journal dan New York Post, juga menggugat Perplexity pada Oktober 2024.
Meski begitu, sejumlah media memilih bekerja sama dengan Perplexity melalui program bagi hasil iklan, seperti Time dan Los Angeles Times. Baru-baru ini, World History Encyclopedia bahkan meluncurkan chatbot AI bertenaga Perplexity untuk mempermudah pencarian artikel dan sumber akademik mereka.
Kasus Britannica dan Merriam-Webster menambah panjang daftar sengketa hukum antara perusahaan media dan pengembang kecerdasan buatan, yang semakin memicu perdebatan mengenai batas etika dan legalitas penggunaan konten untuk AI.