
Proyek Surabaya Regional Railway Line (SRLL) Tahap 1 siap digarap, dengan fokus pembangunan jalur ganda (double track) dan elektrifikasi di lintas Stasiun Gubeng hingga Stasiun Sidoarjo.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Arif Anwar, mengatakan proyek ini telah memperoleh dukungan pembiayaan internasional dari Bank Pembangunan Jerman (KfW).
“Terkait dengan SRLL, memang betul SRLL kita sudah mendapatkan loan agreement dengan KfW dari Jerman,” kata Arif dalam acara Press Background di Kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Senin (15/9).
Meski demikian, Arif tak menjelaskan secara rinci kapan groundbreaking dari pembangunan ini bakal dilakukan. Pekerjaan tahap pertama SRLL akan dilakukan di jalur eksisting.
Pembangunan difokuskan pada jalur ganda dari Pasar Turi hingga Sidoarjo. Khusus untuk tahap awal yang telah memperoleh pendanaan, pengerjaan akan dimulai dari Stasiun Gubeng hingga Stasiun Sidoarjo.
Selain pembangunan jalur ganda, proyek SRLL tahap pertama juga mencakup pembangunan fasilitas penunjang berupa Dipo Sidotopo. Jalur yang digarap akan membentang dari Stasiun Gubeng hingga Stasiun Sidoarjo, melewati sejumlah stasiun antara lain Wonokromo dan Waru.
Kata Arif, panjang lintasan pada tahap ini mencapai kurang lebih 27 kilometer (km).
“Dari stasiun Gubeng sampai ke stasiun Sidoarjo ya, jadi melewati stasiun Monokromo, kemudian stasiun Waru dan seterusnya, sampai dengan Sidoarjo. Panjangnya sekitar 27 km untuk yang tahap 1 ini ya,” ujarnya.

Pinjaman 230 Juta Euro dari KfW Jerman
Berdasarkan keterangan resmi Kedutaan Besar Republik Federal Jerman di Jakarta, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan dan pemerintah Jerman melalui Bank Pembangunan Jerman (KfW) telah menandatangani perjanjian pinjaman senilai 230 juta euro.
Dengan tambahan dana pendamping dari Pemerintah Indonesia sebesar 66,8 juta euro serta hibah 6 juta euro, total investasi proyek ini mencapai 296,8 juta euro.
SRLL Tahap 1 dikategorikan sebagai proyek infrastruktur hijau. Dari Stasiun Gubeng-Sidoarjo ditargetkan mampu melayani lebih dari 200.000 penumpang per hari setelah beroperasi.
Proyek ini juga termasuk dalam prioritas pembangunan nasional 2025–2029, dengan tujuan mentransformasi mobilitas di kawasan Metropolitan Surabaya atau Gerbangkertosusila.