
Balai Taman Nasional Tesso Nilo menyampaikan hasil pemeriksaan laboratorium terkait penyebab kematian anak gajah bernama Kalistha Lestari alias Tari. Gajah berusia 2 tahun itu meninggal karena infeksi virus.
Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro mengatakan berdasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan oleh tim berwenang, Tari dinyatakan positif terinfeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Viruses (EEHV).
“Pada kasus Tari, virus ini menyerang organ hati,” ucap Heru dalam keterangannya, Senin (15/9).
EEHV merupakan jenis virus herpes yang khusus menyerang gajah, terutama anak gajah. Heru mengatakan, penyakit ini dikenal mematikan karena perkembangannya sangat cepat dan sulit ditangani.
“Penting untuk dipahami bersama, virus ini hanya menular antar gajah dan tidak ada pengaruh dari pengunjung maupun interaksi manusia,” katanya.
Menurutnya, Tim Elephants Flying Squad dan para mahout telah berupaya maksimal memberikan perawatan terbaik. Namun, Tari pergi meninggalkan kenangan bagi yang mengenalnya, baik itu melalui media sosial atau yang pernah berinteraksi langsung.
“Kami mengucapkan terima kasih atas doa, perhatian, dan kepedulian teman-teman semua terhadap Tari. Semoga kepergian Tari menjadi pengingat pentingnya upaya bersama dalam menjaga dan melindungi satwa liar, khususnya gajah sumatra yang saat ini keberadaannya kian terancam. Mari terus bersama menjaga kelestarian hutan dan satwa di dalamnya,” ucap Heru.

Sebelumnya, Tari anak Gajah Sumatera ditemukan mati mendadak di camp Elephanya Flying Squad SPTN, wilayah I Lubung Kembang Bunga Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau, Rabu (10/9).
Tari merupakan gajah betina berusia 2 tahun, hasil perkawinan gajah jinak bernama Lisa dengan gajah liar. Sejak lahir pada 31 Agustus 2023, Tari tumbuh sehat dan menjadi simbol harapan baru bagi konservasi gajah Sumatera yang statusnya kian terancam punah.