
Pemimpin Partai Demokrat Israel yang oposisi dan berhaluan kiri-tengah, Yair Golan, mendesak pemerintah untuk segera mengumumkan gencatan senjata di Gaza.
Hal ini disampaikan Golan usai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan sepakat gencatan senjata dengan Iran seperti yang diminta Presiden AS Donald Trump.
“Sekarang saatnya untuk menyelesaikan misi: Kembalikan semua sandera, akhiri perang di Gaza dan hentikan untuk selamanya kudeta yang mengancam untuk membuat Israel lemah, terpecah belah, dan rentan,” kata Golan dalam tulisannya di X, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (24/6).
Pemimpin oposisi, Yair Lapid, juga menyampaikan seruan serupa.
“Dan sekarang [gencatan senjata] di Gaza. Sudah waktunya untuk [menyelesaikan] di sana,” katanya, sebagaimana dilaporkan The Times of Israel.

“Kembalikan semua sandera, akhiri perang. Israel perlu mulai membangun kembali,” lanjutnya.
Keputusan Netanyahu Sepakat Gencatan Senjata dengan Iran Dikritik
Sementara itu, anggota partai Yisrael Beiteinu yang sayap kanan, Avigdor Lieberman, menyebut keputusan Netanyahu sepakat gencatan senjata sebelum Iran benar-benar menyerah merupakan sebuah kesalahan.
“Tidak ada yang lebih berbahaya daripada membiarkan seekor singa terluka. Itu akan membawa kita pada perang lain dalam 2 atau 3 tahun, dan dalam kondisi yang jauh lebih buruk,” ujarnya.

Israel Serang Iran 13 Juni
Israel menyerang Iran pada Jumat (13/6) karena mengkhawatirkan Iran memiliki senjata nuklir yang bisa mengancam keamanan mereka. Iran balas membalas serangan dan kerusakan terjadi di sejumlah kota di Israel.
AS sebagai sekutu Israel campur tangan dengan menyerang 3 situs nuklir Iran. Iran balas membalas dengan menyerang fasilitas militer AS di Qatar.
Pada Senin (23/6) malam waktu AS, Trump mengumumkan Iran dan Israel sepakat gencatan senjata di akun medsosnya.
Meski berperang dengan Iran, tapi Israel tetap membombardir Jalur Gaza.
